Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net

Senin, 06 Desember 2010

Pantai Tanjung Natuna


Pantai tanjung terletak dikabupaten Natuna, Propinsi kepulauan Riau. Terletak di desa yang jauh dari pusat ibu kota Pantai Tanjung letaknya tidak jauh dari kota Ranai, dengan mengendarai motor kita bisa sampai, paling-paling memakan waktu 15 menit apalagi menggunakan kendaraan roda empat terasa lebih cepat. Jika kita menuju pantai tanjung, kita akan disuguhi pemandangan pohon kelapa dan laut karena kebetulan jalannya berada dipinggir pantai.


Karena di Natuna ini satupun tidak ada Mall untuk shoping atau sekedar cuci mata, maka Pantai Tanjung merupakan tempat hiburan atau rekreasi yang murah meriah orang-orang Natuna khususnya orang ranai disaat waktu liburan. Biasanya pantai tanjung ramai dikunjungi pada hari minggu sore. Tua muda berkumpul disana untuk menikmati suasana pantai sambil mandi air laut. Mereka juga bisa menikmati makan dan minum disana, makanan yang disuguhipun menurut selera oang Natuna seperti Kernas, lempar pulut dan ubi, ketabol mando dan banyak lagi, nama-nama makanan tadi mungkin asing bagi orang kota atau selain orang melayu :) . Kalau minumannya selain minuman kemasan kita juga bisa memesan air kelapa muda. Tempat berjualanpun mereka buat sesederhana mungkin hanya berdinding kayu dan beratap daun malah ada yang berjualan sistem darurat, selesai berjualan mereka langsung mengemas tempat dagangan mereka dan langsung membawa pulang.
wisata indonesia surganya dunia




Pantai Pasir Putih Malikan



 Selain Pantai Watu Ulo, pantai yang juga menarik untuk dikunjungi adalah Pantai Pasir Putih Malikan (PAPUMA) yang letaknya bersebelahan dengan Pantai Watu Ulo. Sepanjang Pantai Papuma terbentang pasir putih yang indah dipandang.Papuma sering dijadikan tempat berjemur oleh Wisatawan Mancanegara. Disamping keindahan alamnya, Pantai Papuma juga kaya akan fauna seperti Biawak, Ayam Alas, burung-burung dengan ragam jenisnya, Babi Hutan, Rusa, Landak dan Trenggiling.
Untuk lebih menambah kesempurnaan dalam menikmati panorama alam, di Papuma disediakan penginapan dan rumah makan yang menyediakan makanan Indonesia dan makanan Ikan Bakar Khas Papuma.

• LOKASI : Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan (Sebelah Barat Wisata Watu Ulo)
• JARAK TEMPUH KE LOKASI : ± 45 Km dari Kota Jember
• SUHU UDARA : rata–rata 25°C – 32°C

DAYA TARIK
- PANORAMA ALAM keindahan alam Pantai Papuma dengan perpaduan antara hutan, laut, dan gugusan pulau Dewa (Krisna, Nada, dan Bathara guru)
- PASIR PUTIH: merupakan daya tarik bagi wisatawan dan kebiasaan para wisatawan mancanegara pada musim panas adalah berjemur di pasir putih ini
- SITI HINGGIL: dari lokasi Siti Hinggil yang berada pada ketinggian 100m/dpl, wisatawan dapat menikmati keindahan laut selatan dan Pulau Nusa Barong
- GUA LAWA: mempunyai kedalaman + 30 m yang dapat dicapai pada saat air laut surut (menurut legenda, lokasi ini merupakan tempat bersemayam Putri Penguasa Laut Selatan ”Dewi Sri Wulan” dan tempat bertapa Kyai Mataram)

FASILITAS
- Jalan Aspal
- Areal Parkir
- Jalan Lintas dan Pendakian
- Tempat Istirahat/Balairung
- Bumi Perkemahan
- Kios Makanan
- Kios Souvenir
- Shelter
- Gazebo
- Playground
- MCK
- Listrik/Air
- Musholla
- Telepon Umum

TRANSPORTASI
Dapat menggunakan segala jenis kendaraan (roda dua dan empat) karena jalan menuju lokasi beraspal hotmixed.
Harga Tiket
Dewasa Rp. 3.000,-
Anak-2 Rp. 2.000,-
Motor Rp. 500,-
Mobil Rp. 3.000,-
Wisata Indonesia Surga Dunia



Rabu, 01 Desember 2010

Taman Laut Bunaken


Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem perairan tropis Indonesia yang terdiri dari ekosistem hutan bakau, padang lamun, terumbu karang, dan ekosistem daratan/pesisir. Pada bagian Utara terdiri dari pulau Bunaken, pulau Manado Tua, pulau Montehage, pulau Siladen, pulau Nain, pulau Nain Kecil, dan sebagian wilayah pesisir Tanjung Pisok. Sedangkan pada bagian Selatan meliputi sebagian pesisir Tanjung Kelapa.
Potensi daratan pulau-pulau taman nasional ini kaya dengan jenis palem, sagu, woka, silar dan kelapa. Jenis satwa yang ada di daratan dan pesisir antara lain kera hitam Sulawesi (Macaca nigra nigra), rusa (Cervus timorensis russa), dan kuskus (Ailurops ursinus ursinus).Jenis tumbuhan di hutan bakau Taman Nasional Bunaken yaitu Rhizophora sp., Sonneratia sp., Lumnitzera sp., dan Bruguiera sp. Hutan ini kaya dengan berbagai jenis kepiting, udang, moluska dan berbagai jenis burung laut seperti camar, bangau, dara laut, dan cangak laut.
Jenis ganggang yang terdapat di taman nasional ini meliputi jenis Caulerpa sp., Halimeda sp., dan Padina sp. Padang lamun yang mendominasi terutama di pulau Montehage, dan pulau Nain yaitu Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides, dan Thalassodendron ciliatum.Tercatat 13 genera karang hidup di perairan Taman Nasional Bunaken, didominasi oleh jenis terumbu karang tepi dan terumbu karang penghalang. Yang paling menarik adalah tebing karang vertikal sampai sejauh 25-50 meter.


Taman bawah laut Bunaken

Sekitar 91 jenis ikan terdapat di perairan Taman Nasional Bunaken, diantaranya ikan kuda gusumi (Hippocampus kuda), oci putih (Seriola rivoliana), lolosi ekor kuning (Lutjanus kasmira), goropa (Ephinephelus spilotoceps dan Pseudanthias hypselosoma), ila gasi (Scolopsis bilineatus), dan lain-lain. Jenis moluska seperti kima raksasa (Tridacna gigas), kepala kambing (Cassis cornuta), nautilus berongga (Nautilus pompillius), dan tunikates/ascidian.
Musim kunjungan terbaik: bulan Mei s/d Agustus setiap tahunnya.
Cara pencapaian lokasi: Taman Nasional Bunaken dapat dicapai melalui Pelabuhan Manado, Marina Nusantara Diving Centre (NDC) di Kecamatan Molas dan Marina Blue Banter. Dari Pelabuhan Manado dengan menggunakan perahu motor menuju pulau Siladen dapat ditempuh + 20 menit, pulau Bunaken + 30 menit, pulau Montehage + 50 menit dan pulau Nain +60 menit. Dari Blue Banter Marina dengan menggunakan kapal pesiar yang tersedia menuju daerah wisata di pulau Bunaken dapat ditempuh dalam waktu 10-15 menit, sedangkan dari pelabuhan NDC menuju lokasi penyelaman di pulau Bunaken dengan menggunakan speed boat ditempuh dalam waktu + 20 menit.

Taman Nasional Karimunjawa



Taman Nasional Karimunjawa merupakan gugusan 27 buah pulau yang memiliki tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah, padang lamun, algae, hutan pantai, hutan mangrove, dan terumbu karang.
Tumbuhan yang menjadi ciri khas Taman Nasional Karimunjawa yaitu dewodaru (Crystocalyx macrophyla) yang terdapat pada hutan hujan dataran rendah. Kelompok algae yang dapat dijumpai terdiri dari tiga kelompok yaitu algae hijau, algae coklat, dan algae merah. Hutan pantai dan hutan mangrove dicirikan dengan adanya ketapang (Terminalia cattapa), cemara laut (Casuarina equisetifolia), jati pasir (Scaerota frustescens), setigi (Strebus asper), waru laut (Hibiscus tiliaceus), dan bakau hitam (Rhizophora mucronata).
Jenis terumbu karang di Taman Nasional Karimunjawa merupakan terumbu karang pantai/tepi (fringing reef), terumbu karang penghalang (barrier reef) dan beberapa taka (patch reef). Kekayaan jenisnya mencapai 51 genus, lebih dari 90 jenis karang keras dan 242 jenis ikan hias. Dua jenis biota yang dilindungi yaitu akar bahar/karang hitam (Antiphates spp.) dan karang merah (Tubipora musica).

Di sekitar Pulau Kemujan terdapat bangkai kapal Panama INDONO yang tenggelam pada tahun 1955, dimana pada saat ini menjadi habitat ikan karang dan cocok untuk lokasi penyelaman (wreck diving).Dari gugusan pulau-pulau yang berjumlah 27 buah, lima buah pulau diantaranya telah berpenghuni yaitu Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang, Pulau Nyamuk, dan Pulau Genting. Pulau Karimunjawa menjadi pusat kecamatan yang berjarak ± 83 km dari Kota Jepara (pusat pengrajin ukiran kayu yang terkenal di Indonesia).




Nama Karimunjawa berasal dari zaman Sunan Muria yaitu salah satu tokoh penyebar Agama Islam. Sunan Muria melihat pulau-pulau di Karimunjawa sangat samar dari Pulau Jawa (kremun-kremun soko Jowo). Peninggalan-peninggalan Sunan Nyamplungan/Amir Hasan (anak dari Sunan Muria) seperti ikan lele (Clarias meladerma) tanpa patil, makam Nyamplungan, kayu dewodaru, sentigi, kalimosodo, dan ular edhor, dikeramatkan oleh penduduk Karimunjawa.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
Pulau Menjangan Kecil, Menjangan Besar, Tanjung Gelam, Legon Lele, Genting, Kembar, Parang, Cemara dan Krakal. Wisata bahari seperti berlayar, selancar air, ski air, berenang, berjemur di pantai pasir putih, berkemah, wisata budaya, pengamatan rusa dan burung serta menyelam/snorkeling. Paket wisata untuk mengunjungi pulau-pulau tersebut dapat menghubungi biro perjalanan di Semarang/Jepara (tour satu sampai dengan tujuh hari).
Atraksi budaya di luar taman nasional yaitu Festival Durian dan Lomban pada bulan Januari/Maret di Jepara.

Taman Laut Alor





Keindahan dan keunikan alam bawah laut Selat Pantar sangat menakjubkan. Bahkan jika dibandingkan dengan Taman Laut Komodo di NTT, Berau di Kalimantan Timur, Bunaken di Sulawesi Utara dan Raja Ampat di Papua, Selat Pantar masih tetap yang terbaik, meski selama ini untuk diving, taman laut Komodo, Bunaken, Berau, dan Raja Ampat lebih populer, tapi di mata para diver kelas dunia taman laut Selat Pantar yang terletak di Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur, lebih unggul karena keindahannya yang menakjubkan. Konon terindah setelah taman laut Kepulauan Karibia. Banyak wisatawan asing yang pernah ke Alor terkagum-kagum. Sebab, selain dimanjakan keindahan taman lautnya, mereka juga menemukan fenomena taman laut tersebut langka dan sangat menarik. Makanya, wajar jika wisata bahari Alor dengan panorama bawah laut yang spefisik di Selat Pantar menjadi primadona dan pemikat bagi para diver kelas dunia dari Amerika, Australia, Austria, Inggris, Belgia, Belanda, Jerman, Kanada, Selandia Baru, dan beberapa negara di Asia.
Tercatat, ada 26 titik diving yang memesona wisatawan di sana. Ke-26 titik diving itu yaitu, Half Moon Bay, Peter's Prize, Crocodile Rook, Cave Point, The Edge, Coral Clitts, Baeylon, The Arch, Fallt Line, The Pacth, Nite Delht, Kal's Dream, The Ball, Trip Top, The Mlai Hall, No Man's Land, The Chatedral, School's Ut, dan Shark Close. Titik diving yang terakhir ini sangat menarik karena merupakan kumpulan ikan hiu dasar laut yang sangat bersahabat dengan para diver. Keindahan bawah laut yang terdapat di Alor Besar, Alor Kecil, Dulolong, Pulau Buaya, Pulau Kepa, Pulau Ternate, Pulau Pantar, dan Pulau Pura, juga mengundang decak kagum para diver profesional dari Jakarta dan Bali untuk datang ke sana.

Taman Laut Alor

Bahkan, para diver kelas dunia mengakui, bahwa kawasan taman laut Alor merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Tengok saja pengakuan Ken Parker dari Amerika Serikat, More big fish, prolific swarming masses of schools than anywhere I've seen in 20 years of diving.
Selain potensi wisata bahari, Alor juga menyimpan sejumlah objek wisata yang memiliki daya tarik secara kultural dan historis yang jarang dijamah dan dikunjungi baik oleh penduduk setempat maupun oleh wisatawan. Meski memiliki aksebilitas amat terbatas, tapi bagi para pencinta petualangan alam justru menjadi tantangan dan keunikan. Salah satunya, alquran tua dari kulit kayu yang ditulis dengan tinta ramuan tradisional yang diperkirakan berusia lebih dari 800 tahun, sebuah bukti sejarah tentang keberadaan Islam di Alor. Daya pemikat lainnya yaitu kampung Takpala, sebuah desa tradisional yang dihuni oleh suku Abui dengan pola perkampungan linear dengan deretan rumah adat.

Masyarakatnya yang masih memegang teguh adat dan tradisi akan mempertontonkan atraksi budayanya yang khas dalam menyambut para pelancong, membuat nama desa ini melambung sampai ke mancanegara. Bagi pendaki gunung yang menggilai tantangan di tempat yang masih perawan, Gunung Delaki Sirung di Pulau Pantar dan Gunung Koya-Koya di Pulau Alor, adalah tempatnya. Kepenatan yang melelahkan itu segera sirna membawa kesejukan dan kesegaran jiwa setelah menyaksikan fenomena geologi vulkanik di Desa Air Panas dan Air Terjun di Pulau Pantar, taman wisata alam Tuti Adagae di Pulau Alor.
Sementara ranch mini peternakan rusa (terbaik di kawasan timur Indonesia) jangan dilewatkan untuk dikunjungi. Kesejukan dan kesegaran di alam Hutan Nostalgia juga akan menyapa setiap pengunjung yang ingin melepas kepenatan.Sebelum beranjak kembali pulang, jangan lupa menanam pohon di Hutan Nostalgia sebagai tanda Anda pernah mengunjungi Pulau Alor. Nama dan alamat Anda akan diabadikan pada pohon yang ditanam dan dikenang sepanjang masa.